Selasa, 17 Agustus 2010

-65 Tahun RI Independent-


     ..MERDEKA..MERDEKA..MERDEKA.. 

Proklamasi  Kemerdekaan, yang kita peringati setiap tanggal 17 Agustus, adalah sebuah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia . Proklamasi, telah mengubah  perjalanan sejarah, membangkitkan rakyat dalam semangat kebebasan. Merdeka dari segala bentuk penjajahan.

- Pembacaan Teks Proklamasi oleh Soekarno -


Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi  itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap bekerjasama dengan Jepang.

- Naskah Proklamasi Tulisan Tangan Asli -

Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang terorganisir. Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dengan cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda. Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Sebaliknya, golongan pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu, dengan kekuatan sendiri. Lepas sama  sekali  dari campur tangan pemerintah Jepang. Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan golongan pemuda kepada golongan  tua  yang  mendorong  mereka  melakukan “aksi penculikan” terhadap diri Soekarno-Hatta.

- Naskah Proklamasi Diketik Oleh Sayuti Melik -




Koleksi Foto-Foto Going Overseas (Chicago, IL)

-Bersama Penyiar Radio Chicago-


-Pose di Michigan Like, Chicago-


-Indahnya Chicago,IL-


-Lokasi Syuting Transformer 3-


-Bersama Kristen Flesch Panitia Lomba IFT-


-Bersama ibu Konsulat Jenderal RI di Chicago-



Sabtu, 14 Agustus 2010

Dari Kompetisi Teknologi Pangan Internasional di USA

     Selama enam hari (17-23/7), tiga orang mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP-UB) berkesempatan mengunjungi Amerika Serikat. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Anugerah Dany P (Jurusan Teknologi Hasil Pertanian angkatan 2008), Fathy F. Bahanan (Jurusan Teknik Pertanian angkatan 2007) dan Danial Fatchur R (Jurusan Teknik Pertanian angkatan 2007). Di negeri Paman Sam ini, mereka mengikuti ajang kompetisi pangan internasional yang diselenggarakan oleh Institute of Food Technologists (IFT). Ajang yang dikemas dalam "Developing Solutions for Developing Countries (DSDC)" ini merupakan upaya mendorong penerapan ilmu dan teknologi pangan khususnya pengembangan produk dan teknologi proses guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat negara berkembang. Kegiatan ini, menurut Fathy F. Bahanan merupakan serangkaian dari "Annual Meeting and Food Expo 2010" yang diselenggarakan IFT dengan sponsor utama General Mills Inc. Untuk DSDC, tambah Fathy, seleksi 33 proposal internasional dari 11 negara menyisakan tiga kelompok yang kesemuanya berasal dari Indonesia yakni IPB (2 kelompok) dan Univesitas Brawijaya (1 kelompok). Tampil sebagai pemenang untuk kelompok ini adalah juara I: IPB (Crantz Flakes), juara II: IPB (Zuper), dan juara III: Universitas Brawijaya (Fighting malnutrition through the production of artificial rice).
     Sementara untuk kompetisi nasional Amerika Serikat sendiri, menurut pengamatannya, diikuti bukan hanya mahasiswa program sarjana saja tetapi juga mahasiswa program magister dan program doktor. "Dalam ajang ini mereka mempresentasikan hasil penelitian dan inovasinya terutama berkaitan dengan pangan alternatif untuk negara berkembang di Asia dan Afrika", ujar Anugerah Dany. "Kebanyakan diantaranya makanan tinggi karbohidrat seperti chiki", tambahnya. Untuk juri, kata dia, pihak panitia melibatkan unsur akademisi, peneliti, asosiasi dan industri seperti Angela Mwaniki, PhD (Senior Scientist General Mills) dan Luis Fernandez (Application Technology Leader, Global Food Technology Group, Cargill Food Ingredients and Systems, Belgia).


     Khusus untuk materi dan hasil presentasinya, kepada PRASETYA Online Fathy menceritakan bahwa juri banyak mengkomentasi masalah analisis finansial, kualitas produk, teknologi, harga dan kemungkinan pengembangan ke arah industrialisasi. "Waktu itu juri menanyakan bau langu yang dikeluarkan kacang tunggak sebagai salah satu bahan beras artifisial kami", katanya. Hal ini, imbuhnya, dapat dihilangkan dengan mengecambahkan terlebih dahulu kacang tunggak, sebagai inhibitor yang mampu menghambat bau langu tersebut. "Untuk masalah harga, produk kami memang memiliki harga se-level dengan beras premium, karena lebih menonjolkan kandungan seperti protein dan serat sehingga tidak membutuhkan lauk lagi", terangnya. Mengakui keunggulan IPB, Fathy menyoroti bahwa dua kelompok tersebut lebih menguasai medan karena telah berkali-kali mengikuti ajang ini disamping analisis finansial dan presentasi yang memang lebih detail. "Selain itu, IPB juga mengangkat pangan yang memang familiar dengan lidah masyarakat Amerika Serikat seperti flakes dan puff , sementara kami mengangkat makanan yang sangat khas Indonesia dan belum dikenal di sana", paparnya. Mengunjungi Food Expo yang digelar dalam kesempatan tersebut, Anugerah Dany menyampaikan hasil pengamatannya bahwa makanan Amerika Serikat lebih banyak flour based (tepung) dan maize based (jagung). Bahkan di negeri Paman Sam ini, menurutnya marak juga pemanfaatan gula diabetes dan pemanis buatan seperti aspartame. Ditanya tentang rencana pengembangan penelitian ini, keduanya berencana untuk lebih mengembangkan komponen mikro dan in vivo dari penelitian saat ini yang masih berkisar pada komponen makro semata.
Beras Tiruan
     Dalam kompetisi yang mengambil tema "Provide Sustainable, Nutritional and Affordable Food for Family with Small Children" ini, mereka mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul "Fighting For Malnutrition in Indonesia By Production of Artificial Rice Based on Arrow Root and Cassava With Addition of Cowpea". Dengan bimbingan Wenny Bekti Sunarharum, STP, MFoodSt, dalam penelitiannya mereka membuat beras tiruan dari umbi-umbian dan kacang-kacangan. "Tidak semua umbi-umbian dan kacang-kacangan bisa dimanfaatkan dalam pembuatan beras tiruan ini. Karena itu untuk kacang-kacangan kami hanya menggunakan kacang tunggak sementara untuk umbi kami memakai garut dan singkong", ungkap Anugerah Dany.
     Dalam memilih ketiga bahan ini, mereka memiliki alasan tersendiri. Untuk singkong dan kacang tunggak misalnya, karena kedua bahan ini berturut-turut memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi. Sementara untuk garut, pemilihan ini didasarkan pada indeks glicemic yang rendah sehingga bagus untuk penderita diabetes mellitus. "Ketiga bahan ini kemudian kami campur", tambahnya. Untuk beras tiruan ini, Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dimanfaatkan adalah karagenan yang berfungsi sebagai pengikat serta sorbitol, sebagai pemanis yang mampu menyerap energi.
     Untuk memproduksinya, mereka melakukan beberapa proses fisik yakni penepungan, pencampuran, granulasi dan pengeringan. "Untuk mengkonsumsi produk ini, konsumen perlu melakukan rehidrasi/menuangkan air", ujar Danial Fatchur.
     Keunggulan produk tersebut dibanding beras, menurut Danial adalah memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi, lebih mudah dicerna karena serat lebih halus serta proses fermentasi yang lebih cepat.
Karena keunggulan tersebut, mereka bertiga kemudian berinisiatif untuk menjadikannya sebagai alternatif solusi mengatasi malnutrisi di Indonesia. "Orang Indonesia itu kalau tidak makan nasi merasa belum makan, makanya kami membuat beras artifisial ini", ungkap Fathy. Untuk kejadian malnutrisi di Indonesia, ia menyebut beberapa kawasan diantaranya Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT), dimana sebagian besar penderitanya adalah anak-anak dan ibu hamil.
     "Penelitian kami ini masih skala laboratorium dengan penonjolan isu pada keamanan pangan", ungkap Anugerah Dany.

KriJaNik: Kripik Jamur Organik

Keripik Jamur Tiram Organik. Jajanan yang lezat dan bergizi.

Rasa yang kami sediakan:
- Original -
- Barbeque -
- Ayam bakar -
- Pedas manis -
- Hot chily -

Harga KriJaNik (Keripik Jamur Organik) : (untuk ukuran 250 gram)
1. Original: Rp. 62.000
2. Barbeque, ayam bakar, pedas manis dan hot chily: Rp. 65.000

@ untuk pembelian eceran (250 gram): 
1. Original: Rp. 16.000
2. Barbeque, ayam bakar, pedas manis dan hot chily: Rp. 17.000


Harga KriJaNik (Keripik Jamur Organik) : (untuk ukuran 100 gram)
1. Original: Rp. 67.000
2. Barbeque, ayam bakar, pedas manis dan hot chily: Rp. 70.000

@ untuk pembelian eceran (100 gram): 
1. Original: Rp. 7.000
2. Barbeque, ayam bakar, pedas manis dan hot chily: Rp. 8.000

Pemesanan hubungi:
Fathy Faisal Bahanan (Malang)
GSM: 085790860300
CDMA: 0341 6438300

Minggu, 08 Agustus 2010

Ditolak Enam Menteri, Sukses di Amerika Serikat

      MALANG - Tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Malang berhasil meraih penghargaan tingkat internasional di ajang lomba teknologi pangan internasional di Chicago Illinois USA.
      Temuan inovatif berupa beras tiruan atau artificial rice mereka dinyatakan menjadi solusi yang bermanfaat untuk mengatasi permasalahan kekurangan gizi yang seringkali dijumpai di negara berkembang. Menariknya karya ini sebelumnya pernah ditolak enam kementerian RI untuk mendapatkan pendanaan. “Kami pernah membawa proposal mengenai temuan ini ke enam kementerian negara RI, di antaranya menteri Pertanian, Menpora, Menristek dan lainnya tapi ditolak,” ungkap Fathy kepada Malang Post.


      Tim yang terdiri dari Fathy Bahanan, Danial Fatchurrahman, dan Anugerah Dany Priyanto ini mengikuti lomba pada 17-20 Juli lalu. Temuan beras tiruan ini ternyata mendapatkan apresiasi di ajang internasional yang diselenggarakan Institute of Food Technologist (IFT) di Amerika itu. Bahkan berhasil menjadi juara ke III mengalahkan 11 negara dengan 33 jenis proposal yang dilombakan. Beras tiruan ini bahannya sederhana saja. Yaitu berasal dari garut, singkong dan kacang tunggak. Berbagai jenis bahan lokal ini menjadi sumber utama pembuatan beras tiruan. Karena dibuat dengan tujuan untuk mengurangi mallnutrisi, beras ini tak seperti beras biasa yang hanya mengandung karbodhidrat. Tapi merupakan beras yang komplit nutrisinya, ada kandungan protein dan rasanya pun sedikit manis. Sehingga dimakan tanpa lauk pun rasanya masih enak.
     “Kacang tunggak memiliki protein yang tinggi, sehingga beras ini pun mengandung protein yang lebih banyak dibandingkan beras biasa,” jelasnya. Sayangnya karena belum ada peralatan yang pas untuk memproduksi beras, hasil produksi mahasiswa ini bentuknya masih terlalu besar. Proses pembuatannya pun belum praktis dan harus melalui beberapa tahapan. Mulai dari penggilingan bahan hingga menjadi bubuk, pengayakan, pencampuran dengan bahan kimia food grade, pencetakan, penguapan, pengeringan hingga pengemasan. Sementara jika menggunakan mesin seharusnya semua proses hanya dilakukan sekali saja.
“Di Indonesia belum ada mesin pembuatnya, yang kami tahu baru ada di Malaysia,” ujarnya.
      Karena proses yang cukup rumit itulah, harga beras ini masih sama mahalnya dengan harga beras kualitas super yaitu seharga Rp 8500 per kilo. Tapi punya kelebihan karena mengandung protein yang tinggi sebanyak 8,63 persen. Kedepan ia dan tim berkeinginan untuk mengembangkan beras menjadi bahan yang cocok dikonsumsi semua orang tidak hanya masyarakat gizi buruk saja.

Rabu, 07 Juli 2010

- Prestasi (Go - International) Mahasiswa FTP-UB -

Tiga orang Mahasiwa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP-UB) akan mengibarkan bendera almamater dan bangsanya di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Anugerah Dany P (Jurusan Teknologi Hasil Pertanian angkatan 2008), Fathy F. Bahanan (Jurusan Teknik Pertanian angkatan 2007) dan Danial Fatchur R (Jurusan Teknik Pertanian angkatan 2007) dinyatakan lolos menuju final dalam ajang kompetisi teknologi pangan internasional yang diselenggarakan oleh Institute of Food Technologists (IFT). Kompetisi yang dikemas dalam "Developing Solutions for Developing Countries" ini secara khusus diselenggarakan oleh IFT Student Association. Kompetisi ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari Annual Meeting and Food Expo yang merupakan kegiatan tahunan IFT. Pada tahun 2010, kegiatan yang akan diikuti kalangan industri, akademisi dan pemerintahan tersebut dipusatkan di McCormick Convention Center, Chicago, Illinois, Amerika Serikat. 





Dalam kompetisi yang mengambil tema "Provide Sustainable, Nutritional and Affordable Food for Family with Small Children" ini, ketiga orang mahasiswa tersebut akan didampingi dosen pembimbingnya dari Jurusan Teknologi hasil pertanian (THP) yang juga anggota IFT, Wenny Bekti Sunarharum, STP, MFoodSt. Mereka akan mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul "Fighting For Malnutrition in Indonesia By Production of Artificial Rice Based on Arrow Root and Cassava With Addition of Cowpea". 



Dalam penelitian tersebut, mereka membuat beras tiruan dari umbi-umbian dan kacang-kacangan. "Tidak semua umbi-umbian dan kacang-kacangan bisa dimanfaatkan dalam pembuatan beras tiruan ini. Karena itu untuk kacang-kacangan kami hanya menggunakan kacang tunggak sementara untuk umbi kami memakai garut dan singkong", ungkap Anugerah Dany. Dalam memilih ketiga bahan ini, mereka memiliki alasan tersendiri. Untuk singkong dan kacang tunggak misalnya, karena kedua bahan ini berturut-turut memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi. Sementara untuk garut, pemilihan ini didasarkan pada indeks glicemicyang rendah sehingga bagus untuk penderita diabetes mellitus. "Ketiga bahan ini kemudian kami campur", tambahnya. Untuk beras tiruan ini, Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dimanfaatkan adalah karagenan yang berfungsi sebagai pengikat serta sorbitol, sebagai pemanis yang mampu menyerap energi. Untuk memproduksinya, mereka melakukan beberapa proses fisik yakni penepungan, pencampuran, granulasi dan pengeringan. "Untuk mengkonsumsi produk ini, konsumen perlu melakukan rehidrasi/menuangkan air", ujar Danial Fatchur. 



Keunggulan produk tersebut dibanding beras, menurut Danial adalah memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi, lebih mudah dicerna karena serat lebih halus serta proses fermentasi yang lebih cepat. 



Karena keunggulan tersebut, mereka bertiga kemudian berinisiatif untuk menjadikannya sebagai alternatif solusi mengatasi malnutrisi di Indonesia. "Orang Indonesia itu kalau tidak makan nasi merasa belum makan, makanya kami membuat beras artificial ini", ungkap Fathy. Untuk kejadian malnutrisi di Indonesia, ia menyebut beberapa kawasan diantaranya Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT), dimana sebagian besar penderitanya adalah anak-anak dan ibu hamil. 



Dalam menyusun proposal penelitian ini, mereka mengaku menghabiskan waktu dua minggu dengan melakukan studi literature. Usai ujian tengah semester ini, mereka akan langsung melakukan uji laboratorium."Penelitian kami ini masih skala laboratorium dengan penonjolan isu pada keamanan pangan", ungkap Anugerah Dany. 



Di Amerika Serikat nantinya, ketiga mahasiswa ini akan berkompetisi dengan lima orang kandidat dimana tiga diantaranya berasal Amerika Serikat sementara sisanya dari berbagai negara di luar negeri Paman Sam ini. Mereka akan memperebutkan hadiah uang tunai dengan total nilai USD 7500. Selain itu, karya tulis pemenang juga akan dimasukkan dalam jurnal pangan internasional. Menurut Fathy, setahun sebelumnya delegasi Institut Pertanian Bogor berhasil meraih juara III dengan mengangkat pembuatan mie jagung untuk mengatasi gizi mikro di Asia Tenggara. Mahasiswa asal University of Wageningen Belanda, tahun lalu berhasil menjadi juara, disusul Mahasiswa Afrika Selatan di posisi ke-II

- Ehm, Kartu nama 1 di Indonesia -

Akhirnya, setelah lama ga nyetak kartu nama, akhirnya terwujud juga..hee. Narsis juga nih, GPP dong. Kata orang2, ga Narsis Ga Eksis..wkwkwk. Menurut kalian, gimana dengan desain kartu nama ini? harapan nya sih..KereeeNN..


Tau ga sih LoE. desain ini dibuat oleh Kakak ku, tapi isi dari tulisan, ide ku.. cukup cemerlang, karena selama ini belum ada desain kartu nama se NasionaLisme seperti ini ya??

Sabtu, 13 Februari 2010

-berkat inovasi produk kripik jamur tiram-

Alhamdulilla. itulah kata yang kuucapkan. ketika wartawan koran lokal malang. Malang Post. ya, itulah koran yang ada di malang, yang meliput produk kami. KriJaSa "Keripik Jamur Tiram Tiga Rasa". berbagai pertanyaan dilontarkan oleh wartawan pada saya mengenai keunikan produk dll. Oh ya, waktu diliput, produk kami sedang mengikuti pameran di Lapangan parkir FTP-UB.


inilah pengalaman pertama produk kami diliput di media lokal malang, syukurlah. sebagai awal promosi produk inovatif mahasiswa. tapi ternyata yang diliput bukan hanya produknya, ternyata aq juga diliput. senang juga rasanya.

Jumat, 12 Februari 2010

"B-YES Store" Tempat Pemasaran Produk Usaha Mahasiswa

B-YES store merupakan sebuah tempat usaha yang bergerak di bidang pemasaran souvenir dan oleh oleh khas malang. B-YES store terletak di kota batu yang merupakan salah satu pusat pariwista yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara di jawa timur. Sehingga B-YES store mempunyai potensi untuk berkembang.

Produk-produk yang ditawarkan oleh B-YES Store adalah barang souvenir yang unik dan menarik serta oleh oleh khas malang. Barang souvenir yang ditawarkan bisa digunakan sebagai benda koleksi, oleh-oleh dalam acara formal maupun informal. Sedangkan oleh-oleh khas malang, berupa makanan dan minuman hasil olahan budidaya pertanian malang.

B-YES Store diambil dari nama: B (Brawijaya University) yang merupakan universitas di Malang tempat kami belajar, YES merupakan unit kegiatan Mahasiswa Brawijaya yang bergerak di bidang wirausaha yaitu Young Entrepreneur Society (YES) dan Store adalah rumah pemasaran yang kami ciptakan untuk tempat memasarkan produk-produk souvenir. Pengucapan B-YES Store harus dilafalkan dengan bahasa inggris, jika kalimat tersebut ditulis dengan bahasa Indonesia adalah Be-YES Store.

B-YES Store diciptakan untuk membuat rumah pemasaran produk-produk souvenir yang unik dan kreatif dari mahasiswa khususnya Brawijaya. Mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa yang sudah memiliki usaha yang berjalan secara personal dan mahasiswa yang tergabung dalam Program Mahasiswa Wirausaha tahun 2009 dan 2010.

B-YES Store akan memasarkan produk souvenir-souvenir yang unik dan kreatif, diantara produk-produk tersebut yang telah mendaftar kepada kami berupa: tas, perangkaian bunga potong, handycraft, mug unik, kaos khas batu, malang, dan umum, makanan ringan (oleh oleh khas malang). Dari berbagai macam produk tersebut kami masih akan terus menerima produk souvenir lain yang sifatnya berbeda dengan produk yang sudah ada.


Berbisnis "Keripik Jamur Tiram" inovasi bumbu organik

Jamur tiram atau lebih dikenal dengan nama jamur kayu merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur tiram merupakan jenis jamur yang tumbuh di media kayu gelondongan atau serbuk kayu gergajian. Ditinjau dari aspek fungsionalnya jamur tiram (Oyster mushroom) mempunyai khasiat yang sangat unggul, sebagai obat untuk berbagai penyakit seperti lever, diabetes, anemia, sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol.



Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaanJamur tiram (Oyster mushroom) mempunyai kandungan yang baik bagi kesehatan yaitu protein 19-30 %, karbohidrat 50-60 %, asam amino, vitamin B1, B2, B3, B5, B7, C, mineral Ca, Fe, Mg, K, P, S dan Zn. Kandungan logam yang ada pada jamur masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Fruit Product Order and Prevention of Food Adulteration Act, sehingga aman untuk dikonsumsi.



Keripik merupakan bentuk pengolahan buah atau yang lain dengan cara menggoreng yang dimaksudkan untuk makanan yang dapat langsung dimakan. Keripik juga merupakan makanan yang paling disukai oleh masyarakat karena enak, praktis, dan renyah. Sifat dari jamur tiram yaitu mudah diolah dengan variasi rasa tanpa menghilangkan nilai gizi yang terdapat pada jamur. Pada umumnya keripik jamur tiram yang ada di pasaran hanya tersedia rasa original (tanpa rasa) atau hanya satu rasa dalam satu kemasan sehingga masyarakat harus membeli beberapa kemasan untuk menikmati keripik jamur tiram dengan berbeda rasa serta kemasan pada keripik jamur tiram kurang menarik serta informatif.

info lengkap, hubungi:
Fathy Bahanan idoL
no HP. 0857 36005670 atau 0341 6438300

Yuks Mempopulerkan "Kothekan Lesung"

Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Jenis kebudayaan yang berkembang antara lain: seni tari, seni musik, rumah adat, dan lain-lain. Keberagaman budaya khususnya yang ada di Indonesia, sangatlah memiliki nilai yang amat tinggi, karena di setiap daerah mempunyai kebudayaan masing-masing, dan salah satu kesenian yang sedang berkembang saat ini adalah musik.

Lesung merupakan alat bantu tradisional yang digunakan untuk menumbuk padi dan keperluan pertanian lainnya. Lesung yang digunakan untuk menumbuk padi menjadi beras dan menghaluskannya sampai bersih untuk siap dimasak, umumnya terbuat dari kayu yang sudah mempunyai lubang sebagai tempat untuk melakukan tumbukan. Lesung tidak dapat dipisahkan dengan Alu yang berfungsi sebagai penumbuk dengan memberikan tumbukan secara berulang-ulang terhadap padi atau benda-benda lain yang akan dihaluskan, Selain sebagai penumbuk padi, lesung juga digunakan sebagai media hiburan karena dari pukulan lesung tersebut akan menimbulkan efek suara khas dan layak dengar

Kothekan lesung merupakan sebuah kothekan yang muncul dari sebuah pukulan alu dan lesung yang digunakan masyarakat Indonesia, untuk memisahkan gabah dari bijinya. Dari pukulan tersebut menimbulkan suara yang khas sehingga digemari masyarakat, sebagai media hiburan.


Kothekan lesung memiliki beberapa nilai yang dapat diambil manfaatnya, salah satu nilai tersebut adalah sosiokultural. Dimana nilai tersebut menekankan aspek keselarasan dan komunalitas masyarakat. Dari keberadaan lesung, ketika kothekan lesung dimainkan akan menggerakkan setiap orang disekitarnya untuk berkumpul ditempat itu, sehingga akan menimbulkan rasa persaudaraan, gotong royong, sosial, kerja keras dan upaya memenuhi kebutuhan hidup